close

UGM Buka Program Studi Sarjana Teknik Infrastruktur Lingkungan

UGM pada Tahun Ajaran 2021/2022 membuka Program Studi Teknik Infrastruktur Lingkungan yang memiliki daya tampung sebanyak 40 mahasiswa. Prodi yang berada di dalam naungan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan ini merupakan salah satu upaya UGM untuk menjawab tantangan kondisi lingkungan saat ini.

“Berbeda dengan teknik lingkungan yang berorientasi pada sektor industri, Teknik Infrastruktur Lingkungan lebih berfokus pada sektor publik,” ujar Ketua KBK Lingkungan Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL), Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng., pada UGM UPDATE : Ngobrol Seputar Prodi Sarjana Teknik Infrastruktur Lingkungan Kamis(3/6).

Program Studi Sarjana Teknik Infrastruktur Lingkungan (TIL) ini, kata Budi, adalah bidang ilmu infrastruktur sipil yang memiliki tujuan khusus untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan serta untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Kurikulum Prodi TIL memiliki beban minimal 144 sks yang ditempuh dalam 8 semester.

“Yaitu seperti pengantar teknik lingkungan, teknologi beton, mekanika tanah, sekaligus mata kuliah yang terkait langsung dengan infrastruktur lingkungan yaitu seperti perancangan infrastruktur penyediaan air minum, infrastruktur pengelolaan limbah, infrastruktur penanganan sampah, infrastruktur drainase, dan pengelolaan pencemaran secara umum,” ujarnya.

Baca Juga :  FIK UI Luncurkan Program Pantai Bersih Sehat Asri melalui Gerakan Remaja Sadar Sampah

Program Studi TIL didukung oleh 59 dosen tetap yang memiliki kualifikasi profesor dan doktor. Tujuh dosen diantaranya memiliki keahlian khusus di bidang infrastruktur pengendalian pencemaran dan perbaikan kualitas lingkungan dan 52 dosen lain dari berbagai bidang ilmu (sipil, kimia, geografi, mesin, elektro, geologi, geodesi, MIPA) yang mendukung pelaksanaan pembelajaran di Prodi TIL.

“Melihat Prodi Teknik Sipil yang sudah memiliki akreditasi internasional tentu saja target akreditasi Prodi TIL kedepannya adalah mendapatkan akreditasi tingkat internasional sehingga harapannya lulusan dapat berkiprah tidak hanya pada tingkat nasional, namun juga di tingkat internasional,” jelas Ni Nyoman Nepi Marleni, S.T., M.Sc., Ph.D., Kepala Unit Jaminan Mutu DTSL, ketika ditanya terkait Akreditasi Prodi TIL.

Jenjang karier Prodi TIL ini juga masih cukup luas mengingat banyaknya isu lingkungan hidup yang belum dapat ditangani dengan maksimal.

Ni Nyoman menjelaskan berdasarkan hasil studi tim internal dengan melihat jumlah prodi yang sejenis saat ini serta kebutuhan akan tenaga kerja di bidang infrastruktur lingkungan masih terdapat hampir 80 persen kekosongan tenaga ahli.

Baca Juga :  Rumah Sakit UI Tempat Peluncuran Program Vaksinasi Covid-19 di Depok

Dengan demikian, prodi ini sangat cocok bagi calon mahasiswa yang memiliki minat yang tinggi untuk menciptakan lingkungan hidup melalui pembangunan yang sustainable sehingga tercipta kesejahteraan.

Kurikulum TIL ini juga sudah mengakomodasi skema-skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk belajar keilmuan lintas prodi dalam berbagai bentuk pembelajaran (magang, pertukaran pelajar, kewiraswastaan, penelitian dan proyek kemanusiaan) untuk memperkuat penguasaan ilmu infrastruktur lingkungan. DTSL juga telah menjaring kerja sama untuk mendukung pelaksanaan konsep MBKM bagi program studi sarjana termasuk Prodi Sarjana TIL dengan berbagai perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, BUMN Karya, BUMD, Kementerian PUPR dan berbagai instansi penelitian. Selain itu, terdapat tawaran beasiswa bagi mahasiswa program studi sarjana yang berasal dari pemerintah dan UGM.

Lulusan Program Studi TIL nantinya dapat menjadi tenaga ahli di bidang pengendalian pencemaran lingkungan, konsultan, kontraktor, peneliti, guru atau dosen, pegawai pemerintah, di perusahaan instansi swasta atau pemerintah terutama di Kementerian PUPR dan KLHK, LSM dalam bidang lingkungan, LIPI, dll.

Pendirian Program Studi Teknik Infrastruktur Lingkungan ini diharapkan dapat melahirkan SDM yang dapat membantu pemerintah dalam mencapai target SDGs sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.