close

Revitalisasi Kurikulum dengan Berimplementasi MBKM

Kebijkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus menjadi perhatian oleh perguruan tinggi, termasuk Universitas Tadulako (UNTAD), salah satunya di Fakultas Peternakan dan Perikanan (FAPETKAN). Upaya yang dilakukan FAPETKAN UNTAD dalam rangka penerapan kebijakan MBKM ini terlihat dalam workshop revitalisasi kurikulum 2021 yang digelar secara daring pada Rabu (28/07), dimana implementasi MBKM dalam kurikulum pembelajaran menjadi poin bahasan penting dalam forum tersebut.

Dr. Ir. Mardiah Mangun, M.P., IPU., selaku Ketua Panitia workshop mengatakan, standar nasional pendidikan tinggi dalam enam tahun terakhir terus mengalami perubahan hingga dikeluarkannya kebijakan terkait MBKM yang memberi kemerdekaan pada setiap mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar serta kompetensi baru melalui pembelajaran di luar prodinya. Ia berpandangan, hal ini penting untuk disingkronisasikan dengan kurikulum pembelajaran yang akan digunakan, sebab kurikulum adalah roh dari program pembelajaran.

Narasumber dalam workshop ini ialah Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Prof. Dr. sc. agr. Ir. Suyadi, MS. IPU. ASEAN Eng. Ia menjelaskan, kebijakan MBKM dapat dilaksanakan dalam beberapa bentuk program diantaranya pertukaran pelajar, magang pada industri, dinas atau koperasi, program riset, kegiatan wirausaha, studi independen serta pembangunan desa atau desa binaan. Dalam program membangun desa, ia menekankan dua hal utama yang penting untuk dilakukan, yaitu transformasi ekonomi perdesaan dan edukasi SDM perdesaan.

Baca Juga :  Dua Dosen Jurusan Tari ISI Yogyakarta dimuat dalam Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta Edisi ke-18

“Dengan demikian, implementasi MBKM turut menunjang bagi program tri dharma perguruan tinggi yaitu melalui program pendidikan di luar prodi serta pengabdian di masyarakat,” tuturnya.

Doktor alumni Universitas Goettingen, Jerman ini pada kesempatan tersebut juga mengatakan, manfaat lainnya dari kebijakan MBKM bagi perguruan tinggi khususnya fakultas diantaranya mendekatkan jarak antara fakultas dengan stakeholder, meningkatkan peran fakultas di masyarakat serta memperluas peluang kerja bagi lulusan.

Selain Prof Suyadi, narasumber lainnya ialah Dr. Sardjito, M.App., Sc, Ketua Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Drs. Anang Wahid M. Diah, M.Si., PhD, Koordinator Pusat Pengembangan (Pusbang) MBKM UNTAD, yang turut memberikan pengayaan terkait strategi implementasi MBKM dalam kurikulum pembelajaran.

Baca Juga :  ITS Dianugerahi sebagai Kampus Cerdas dan Kesiapan Transformasi Digital Kampus

Workshop kurikulum ini merupakan lanjutan dari proses penyusunan kurikulum di FAPETKAN UNTAD sejak kurang lebih satu bulan sebelumnya yang dilakukan secara bottom-up,  yaitu dimulai dari rapat perumusan kurikulum pada tingkat minat, dilanjukan dengan penyusunan kurikulum pada masing-masing prodi dan Jurusan hingga menghasilkan draft kurikulum yang dibahas dan disempurnakan pada workshop tingkat Fakultas.

Dekan FAPETKAN UNTAD, Dr. Ir. Rusdin, MP berharap, adanya kurikulum berimplementasi MBKM ini dapat memberi keleluasaan bagi peserta didik dalam pengembangan kapasitas dan kompetensi diri.

 “Sehingga nantinya, alumni dari fakultas ini dapat menjadi lulusan yang kompeten, baik dalam bidang peternakan maupun perikanan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau stakeholder,” tutup Dr. Ir. Rusdin, MP.Selain internal staf pengajar di lingkungan FAPETKAN UNTAD, pembahasan kurikulum dalam workshop ini juga melibatkan sejumlah stakeholder yang terkait, baik dalam bidang Peternakan maupun Perikanan, seperti Lembaga pemerintah, Industri, asosiasi dan yayasan masyarakat serta perguruan tinggi swasta dan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang turut memberi sumbangsih saran dan masukkan terhadap kurikulum yang disusun. Wd/TER