close

Perkuat Ekosistem Riset Nasional, Ditjen Diktiristek, LPDP, dan UKICIS Luncurkan Program Pendanaan RISPRO UKICIS

Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) bekerja sama meluncurkan program Riset Inovatif Produktif (RISPRO) bertema UK-Indonesia Consortium for Interdisciplinary Sciences (UKICIS) pada Rabu (16/3). RISPRO UKICIS  merupakan skema pendanaan bagi peneliti Indonesia yang ingin melakukan kerja sama riset dengan perguruan tinggi terbaik di United Kingdom (UK). Kerja sama riset antarkedua negara ini akan berfokus pada penguatan lima bidang riset yang menjadi prioritas nasional yaitu _Green Economy_, _Blue Economy_, _Digital Technology_, _Health_, dan _Tourism_.

UKICIS sendiri merupakan konsorsium yang beranggotakan tujuh perguruan tinggi di Indonesia dan UK yang dibentuk pada Agustus 2020 dengan misi mempercepat transfer teknologi antarkedua negara lewat kolaborasi riset interdisipliner. Adapun tujuh perguruan tinggi tersebut antara lain University of Nottingham, University of Warwick, Coventry University, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menyambut baik adanya program pendanaan RISPRO UKICIS bagi peningkatan ekosistem riset tanah air. Ia berharap melalui program-program seperti Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka serta skema pendanaan RISPRO UKICIS, kampus-kampus di tanah air akan bertransformasi dengan ekosistem riset yang semakin inovatif.

Baca Juga :  UGM dan Kemenhub Kerja Sama Pengembangan Aerotropolis di Kawasan Ibu Kota Negara Baru

“Ekosistem riset yang hidup akan melahirkan karya-karya penelitian yang berkualitas dan inovatif, yang hasilnya tidak hanya bermanfaat di lingkungan perguruan tinggi saja, tetapi juga menjadi kontribusi yang penting untuk masyarakat luas,” tuturnya.

Nadiem pun mengungkapkan banyak tantangan yang harus dibenahi dalam ekosistem riset perguruan tinggi Indonesia. Tantangan tersebut dapat diatasi dengan pemberian kemerdekaan terhadap kampus. Kampus dan mahasiswa harus diberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan sesama institusi pendidikan, dengan sektor-sektor lain di luar pendidikan, kolaborasi lintas fakultas dan prodi, serta kampus harus merdeka dari keterbatasan dana yang menghambat akselerasi kualitas riset.

“Hal-hal tersebut selama ini sudah diimplementasikan ke dalam program Kampus Merdeka seperti _matching fund_ yang mendorong kampus berkolaborasi dengan industri untuk melakukan _joint research_ dan mendapatkan dana. Lalu program pertukaran mahasiswa juga membuka komunikasi antar kampus-kampus baik di Indonesia maupun di luar negeri,” ungkapnya.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam pun menuturkan bahwa UKICIS dapat ikut serta dalam menciptakan teknologi yang berdampak pada masyarakat luas terutama menyasar prioritas riset yang telah diarahkan oleh Presiden Jokowi sebagai bagian penting dari program prioritas riset nasional dan penggerak ekonomi Indonesia ke depan.

Nizam berharap RISPRO UKICIS dapat menjadi pengungkit terselenggaranya riset yang memiliki dampak bagi masyarakat luas dan bersinergi dengan program-program pertukaran mahasiswa dan akademisi Kemendikbudristek, serta manajemen talenta. Nizam juga mendorong pemerintah UK untuk turut memberikan dukungan dalam bentuk pendanaan sebagai tindak lanjut dari inisiatif baik dari pemerintah Indonesia.

Baca Juga :  Pimpinan Perguruan Tinggi Mengapresiasi Program PMM yang Memfasilitasi Anak Asli Papua Belajar di Berbagai Kampus Terbaik di Indonesia

“Kerja sama UKICIS ini juga kita sinergikan dengan program prioritas di Kemendikbudristek, yaitu Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka serta manajemen talenta melalui pertukaran mahasiswa, pertukaran peneliti, maupun berbagai program sinergi lainnya,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama LPDP Andin Hadiyanto menyampaikan bahwa pendanaan sebesar Rp 44 miliar (USD 3 juta) akan digunakan untuk menguatkan riset nasional di bidang_Green Economy_, _Blue Economy_, _Digital Technology_, _Health_, dan _Tourism_ selama empat tahun (2022-2026). RISPRO UKICIS dapat diakses oleh perguruan tinggi di Indonesia, baik yang berafiliasi dengan UKICIS maupun tidak. 

“Dengan bantuan dana LPDP kami berharap dapat membantu mencapai tujuan UKICIS yakni membangun pengetahuan dan adanya bertukar pengetahuan antara Indonesia-UK, membangun ekonomi, pendidikan dan budaya yang lebih maju antara Indonesia dan UK dan meningkatkan dampak riset,” jelasnya.
(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)

*Humas Ditjen Diktiristek*
*Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi*

Laman : www.diktiristek.kemdikbud.go.id
FB Fanpage : @ditjen.dikti
Instagram : @ditjen.dikti
Twitter : @ditjendikti
Youtube : Ditjen Diktiristek
E-Magz Google Play : G-Magz
Tiktok : Ditjen Dikti