close

Peran Penting Kebudayaan dalam Menopang Kampus Merdeka

Jakarta – Ki Hajar Dewantara menggariskan bahwa tujuan pendidikan itu esensinya adalah kita bisa merdeka dan berbudaya. Hal tersebut diungkapkan plt. Dirjen Dikti, Nizam, dalam webinar yang diselenggerakan oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) dengan topik “Penguatan Kebudayaan dalam Menopang Kampus Merdeka”, Sabtu (4/7).

“Kalau kita melihat 100 tahun yang lalu Ki Hajar Dewantara juga menggariskan bahwa tujuan pendidikan itu esensinya adalah kita bisa merdeka dan berbudaya. Kalau kita belajar secara lengkap apa yang dituliskan oleh Ki Hajar Dewantara, esensi dari pendidikan adalah menyiapkan insan merdeka yang berdikari dan tidak bergantung pada orang lain, serta mampu menentukan masa depannya sendiri,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Nizam sampaikan bahwa perguruan tinggi tetap bisa menghasilkan lulusan yang sesuai dengan zaman. Hal itu tersebut untuk menjawab dunia yang kini dipenuhi oleh inovasi teknologi di berbagai bidang.

Namun menurutnya masih ada masalah yang timbul di masyarakat seperti program sosial budaya di masyarakat dengan problem ekonomi, seni, dan juga terkait keterhubungan antara perguruan tinggi dan industri. “Ada broken link disana antara apa yang dilakukan di perguruan tinggi, seperti ada sesuatu yang hilang, sehingga sering dikatakan lulusan perguruan tinggi itu tidak siap dan sementara kita menuding bahwa dunia kerja yang tidak konsisten dengan kebutuhanny. Inilah yang coba dijembatani oleh Kampus Merdeka ini, sehingga lulusan perguruan tinggi siap menghadapi dunia yang serba tidak pasti,” jelas Nizam.

Baca Juga :  ISI Yogyakarta Menjadi Tuan Rumah Caratakers of the Environmental International Conference Tahun 2023

Hal ini menurut Nizam juga seperti apa yang harus kita siapkan untuk anak-anak kita yang saat ini duduk di perguruan tinggi. Ketika mereka nanti lulus, dunia yang mereka hadapi berbeda dengan dunia ketika masuk ke pendidikan tinggi. “Ini yang kita istilahkan hasil pembelajar yang ulet, tahan banting, kreatif, dan didasari dengan karakter yang kuat,” terangnya.

Di sisi lain, lanjut Nizam, fokus utama dalam pembangunan 5 tahun kedepan ini yaitu pengembangan SDM untuk membangun manusia yang unggul agar Indonesia maju. Tujuan utama seperti tertera di dalam Undang-undang Dasar, yaitu beriman, bertakwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, berintegritas, dan jujur adalah pondasi penting agar menjadi insan yang berbudaya.

Baca Juga :  Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek, Abdul Haris Siap Lanjutkan Akselerasi Transformasi Pendidikan Tinggi

“Ini adalah esensi yang paling mendasar, dimana kreatifitas dan inovasi, serta bergotong royong sebagai spirit bangsa Indonesia yang harus terus diasah, karena semakin lama semangat gotong royong ini mungkin akan semakin aus dengan budaya global yang merasuk di lini kehidupan kita. Dan paling penting adalah wawasan keberagaman, mengapresiasi keberagaman, serta membangun persatuan kesatuan bangsa. Seperti itulah lulusan yang kita inginkan,” tutur Nizam.

Nizam katakan bahwa dari kesemuanya, budaya ada di setiap elemen. Karenanya, penting bagi ilmu budaya untuk membangun peradaban yang memiliki spirit dari merdeka belajar, sehingga pendidikan tinggi semakin berkualitas dan memerdekakan, membebaskan insan untuk berpikiran luas, berwawasan luas, bisa menerima perbedaan, serta bisa berargumentasi dengan logis. Tak kalah penting integritas tinggi dan bertanggungjawab,” tegasnya. (YH/AND/DZI/FH/DH/NH)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan