close

Dorong Mahasiswa Jadi Petani Milenial, Rektor IPB University Sediakan Lahan di Sukamantri

Rektor IPB University, Prof Arif Satria kembali mengunjungi kebun Percobaan Sukamantri, 7/5.

Prof Arif Satria menyebut, lahan di Sukamantri telah sepenuhnya dimanfaatkan. Lahan seluas 40 hektar tersebut dimanfaatkan untuk penelitian, magang, produksi dan bisnis.

“Bisnis ini dalam arti, kita menyediakan lahan untuk calon petani milenial. Upaya ini dilakukan agar mahasiswa IPB University dapat menjadi petani milenial,” ujar Prof Arif Satria.

Dirinya mengaku, ada 31 persen mahasiswa baru IPB University yang tertarik menjadi enterpreneur. Oleh karena itu, IPB University akan memfasilitasi semua mahasiswanya terutama yang tertarik bisnis di bidang pertanian.

“Bagi mahasiswa yang tertarik berbisnis di bidang pertanian, akan disediakan lahannya, sehingga para mahasiswa dapat belajar di lahan tersebut dari hulu sampai hilir,” ujar Prof Arif Satria.

Baca Juga :  Mahasiswa Program Studi Tari ISI Padangpanjang Raih Prestasi Gemilang di Peksiminas XVII Tahun 2024

Prof Arif Satria berharap, dengan adanya fasilitas tersebut, para mahasiswa dapat menjadi petani milenial yang tangguh setelah lulus.

Sementara, Dekan Fakultas Pertanian IPB University, Dr Sugiyanta menjelaskan Kebun Percobaan IPB Sukamantri dijadikan sebagai kebun buah-buahan dan agrowisata. Komoditas utama yang ditanam meliputi durian, alpukat, lengkeng, dan pisang. Di samping itu, di sekeliling kebun turut dikembangkan usaha nursery tanaman hias.

“Kebun IPB Sukamantri ini kami jadikan sebagai teaching industry. Jadi suatu industri yang mendukung atau menjadi wahana untuk pendidikan,” ujarnya.

Dengan demikian, Kebun IPB Sukamantri dapat digunakan sebagai tempat magang, penelitian maupun start up. Mahasiswa maupun masyarakat dapat belajar, sehingga ketika sudah siap, dapat berbisnis secara profesional.

Baca Juga :  Cegah Hama Pala, Tim Kedaireka UTU Lakukan Pendampingan Petani Pala di Aceh Selatan

Dr Sugianta juga menyebut, di sekeliling kebun turut dikembangkan tanaman hias. Pengembangan tanaman hias ini melibatkan masyarakat setempat.

“Ada 150 pengusaha tanaman hias yang dibina oleh IPB University. Ke depan akan dikembangkan pemuliaan dan perbanyakan tanaman hias,” ujarnya.

Pengembangan tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan berbagai macam tanaman hias. Dengan demikian, petani dapat terfasilitasi dan memiliki strain baru yang populer dan memiliki harga yang mahal. (RA)