close

Resmi, Grand Launching Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia IPB University

Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir (Ditmawa PK) IPB University resmi menggelar grand launching KMMI (Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia), 25/8. Grand launching ini mengambil tema “Sustainable Business Development in Digital Era: Agromaritime, Innovation, and Technosociopreneurship”.

 Disebutkan bahwa persentase pendaftar KMMI dari IPB University sejumlah 1.362 dari total 2.800 mahasiswa yang diterima dari berbagai perguruan tinggi.
“KMMI adalah sebuah micro-credential program bersertifikat di bidang bisnis, agrikultur, maritim, industri pangan hasil kerjasama dengan mitra industri dan kementerian. Ada 11 course yang didanai oleh KMMI. Kesiapan infrastruktur dan pembelajaran telah matang dan dapat diakses melalui IPB OpenCourseWare. Segala kegiatan pembelajaran dapat diakses dan diunduh dari platform tersebut,” ujar Dr Alim S Setiawan, Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB University.

Dr Alim menjelaskan bahwa final project yang dikerjakan mahasiswa di akhir program akan dikompetisikan pada masing-masing course. Mahasiswa dengan nilai terbaik akan mendapatkan apresiasi yang setara dengan kompetisi di tingkat nasional. Mahasiswa juga berkesempatan mendapatkan self-improvement dalam hal personal branding, media social analysis dan soft skill untuk pengembangan karir.

Prof Arif Satria, Rektor IPB University menyebutkan bahwa perguruan tinggi harus mulai berpikir tentang techno-sociopreneur university. Konsepnya berangkat dari teaching and entrepreurship yang merupakan dasar dari entrepreneurial university yang dapat dilakukan oleh siapapun.

Baca Juga :  Unsyiah dan Universitas Jember Kerja Sama Penguatan Tridarma Perguruan Tinggi

“Namun kita ingin berbicara techno-sociopreneur university maka pasti harus (mencakup) research, innovation dan entrepreneurship. Sehingga kata kunci kita adalah research and innovation yang membedakan dari entrepreneur university biasa. Kita memberlakukan bisnis dan aspek sosial menjadi techno-sociopreneur,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa IPB University telah menerapkan kurikulum K-2020 sebagai upaya mewujudkan pendidikan 4.0.  Kegiatan talent mapping juga diterapkan sehingga dapat membentuk mahasiswa dalam pengembangan karir sesuai minat dan bakatnya. Kegiatan lain seperti talent pool juga diterapkan agar mahasiswa dapat memulai business planning hingga inkubasi bisnis sedini mungkin. Hal tersebut sebagai upaya IPB University dalam mendesain technopreneur baru.

“Pembangunan Science Techno Park IPB University juga merupakan buah dari pengembangan riset dan inovasi. Serta pengembangan teknologi dan kerjasama dengan sektor industri. Dari sisi socio-preneurship, IPB University juga telah mengkolaborasikan riset dengan masyarakat melalui pendampingan dan pelatihan,” imbuhnya.

Prof Nizam, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia yang turut hadir menyebutkan bahwa era disrupsi revolusi industri 4.0 sangat berdampak  pada dunia profesi. Namun di sisi lain memberikan peluang besar bagi generasi muda.
Menurutnya perguruan tinggi harus berani bertransformasi serta lebih siap dan responsif hingga dapat memimpin perubahan tersebut. “Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka turut mendukung lulusan yang lebih agile dan kreatif. Serta memiliki pengalaman di dunia kerja selama studi di perguruan tinggi, ” jelasnya.

Baca Juga :  Profesor ITS Gagas SPAM Cerdas sebagai Solusi Masalah Air Minum

Dikatakannya, peluncuran KMMI sebagai pembelajaran intensif dengan topik-topik tertentu yang mungkin belum ditawarkan di perguruan tinggi turut mendukung kompetensi mahasiswa.  “Dengan demikian, maka perubahan teknologi yang terjadi di satu perguruan tinggi itu bisa berdampak pada mahasiswa yang lebih luas,” ujarnya.

Ditegaskannya, seluruh mahasiswa dengan berbagai latar belakang bidang studi dapat mengambil program tersebut. Sehingga dapat memperdayakan mahasiswa untuk memasuki dunia profesi di masa depan.
Ia pun turut memberikan ucapan selamat dan terima kasih atas partisipasi IPB University dan para mahasiswa pada program tersebut. “Program tersebut berguna demi meningkatkan kompetensi mahasiswa serta membentuk techno-sociopreneur yang baru dan inovator di bidang agromaritim,” imbuhnya. (MW/Zul)