close

Menilik Teladan Kampus Merdeka Belajar dari FISIP UNAIR

Konstruksi keilmuan ‘Saling Menyapa’ menjadi salah satu nilai yang selalu dijunjung oleh Prof. Soetandyo Wignjosoebroto, sang pendiri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (UNAIR).

Tidak mengherankan jika fakultas yang sering disebut Kampus Oranye tersebut sejak berdiri pada tahun 1977 menerapkan tradisi kebijakan mata kuliah lintas program studi. Sebuah langkah yang senada dengan program Merdeka Belajar milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Dekan FISIP UNAIR Prof. Dr. Drs. Bagong Suyanto, M.Si menjelaskan bahwa sejak lama, FISIP UNAIR memang telah membuka kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengambil mata kuliah dari program studi lain.

“Program ini bertujuan agar mahasiswa bisa saling menyapa antar keilmuan. Agar mereka tidak terkungkung dalam satu disiplin ilmu saja,” terangnya.

Melalui redesain kurikulum setiap departemen yang mengikuti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kebijakan tersebut kini semakin diperluas. Tidak hanya lintas prodi, kini mahasiswa FISIP juga dapat mengambil mata kuliah lintas fakultas.

Baca Juga :  Bina Desa Sehat, FKK ITS Gelar Penyuluhan Resistensi Antibiotik

Selain itu, FISIP UNAIR juga tengah melakukan diversifikasi mata kuliah mengikuti perubahan zaman, tuntutan lapangan kerja, dan kebutuhan masyarakat. “Departemen Sosiologi misalnya, kini membuka mata kuliah baru bernama Sosiologi Digital dan Sosiologi Komunikasi. Banyak mata kuliah baru yang menjadi percampuran lintas ilmu,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, FISIP UNAIR pun kini telah membuka Pusat Pengembangan Talenta Mahasiswa untuk memfasilitasi para mahasiswa yang memiliki kompetensi lebih. Sehingga, mahasiswa yang ingin melakukan penelitian, kompetisi, pertukaran pelajar, maupun aktivitas lain akan mendapatkan bimbingan serta arahan.

Dalam waktu dekat, Kampus Oranye pun juga tengah bersiap untuk mengeksekusi kebijakan ekuivalensi skripsi dengan kegiatan kompetisi, penelitian, magang, maupun KKN. “Semester depan, mahasiswa-mahasiswa terbaik FISIP UNAIR yang memiliki pengalaman dan rekam jejak prestasi yang demikian bisa diajukan sebagai pengganti skripsi maupun masuk dalam satuan kredit semester,” jelasnya.

Baca Juga :  GMAT Unjuk Gigi di Kompetisi CanSat Amerika

Komitmen besar FISIP UNAIR terhadap MBKM dan Merdeka Belajar pun akhirnya meningkatnya opsi-opsi kegiatan luar kampus bagi mahasiswa. Kabar terbaru misalnya, FISIP UNAIR berhasil meloloskan 17 mahasiswanya untuk mengikuti program pertukaran pelajar Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Salah satu yang terbanyak di antara fakultas lain di UNAIR.

Untuk itu, Prof. Bagong sendiri sebagai Dekan FISIP berharap agar mahasiswa semakin aktif berpartisipasi menyemarakkan program Merdeka Belajar. “Inti MBKM sebenarnya sama dengan semangat keilmuan di FISIP UNAIR. Menempatkan mahasiswa sebagai subyek pembelajaran dan memperbanyak pilihan masa depan mahasiswa,” tandasnya. (*)

Sumber: unair.ac.id