close

IPB University Kembali Vaksinasi 1900 Dosen dan Tenaga Kependidikan

IPB University kembali melaksanakan vaksinasi bagi para dosen dan tenaga kependidikan (tendik), Kamis (1/4). Vaksinasi  dilangsungkan di gedung Grha Widya Wisuda. Vaksinasi kali ini diberikan kepada 1900 orang penerima vaksin.

“Hari ini adalah vaksinasi yang dilakukan IPB University untuk yang berdomisili di Kabupaten Bogor. Alhamdulillah bisa berjalan lancar. Ini merupakan upaya kita untuk membantu mempercepat penyebaran vaksin di Kabupaten dan Kota Bogor,” tutur Prof Agus Purwito, Wakil Rektor Bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan IPB University.

Sebelumnya, vaksinasi untuk dosen dan tendik berdomisili di Kota Bogor sudah dilakukan untuk dosis kedua.

“Jadi seluruhnya kita targetkan pada hari Jum’at 2 April semua pegawai IPB University sudah mendapatkan vaksin. Sehingga yang baru mendapat vaksin dosis pertama pada Jumat 2 April ini, nanti kita akan lanjutkan dosis kedua empat pekan kemudian,” kata Prof Agus.

Sementara itu, Koordinator Vaksinator Klinik IPB University, dr Naufal Muharam Nurdin, MSi mengungkapkan, perlindungan yang didapatkan dari vaksinasi akan sempurna jika dosis diberikan secara lengkap. Oleh karena itu vaksinasi membutuhkan lebih dari satu dosis.

Baca Juga :  Akademisi FIK UI Edukasi PHBS bagi Anak-Anak di Rumah Yatim

“Pada vaksin pertama, dia akan membentuk sistem imun tubuh dan vaksin kedua bisa disebut sebagai booster. Jadi untuk meningkatkan daya tahan tubuh yang ada menjadi lebih tinggi lagi,” terang dr Naufal.

Kepala Unit Kesehatan IPB University, Drg Titik Nurhayati menjelaskan, dari total 1900 peserta yang divaksin hari ini, sebanyak 1209 orang menjalani vaksin dosis kedua. Sementara 700 orang sisanya, menjalani vaksin dosis pertama. Sedangkan pada hari Jumat tanggal 2 April 2021 dilanjutkan vaksinasi dosis 1 untuk sekitar 1400 orang yang akan dibagi dalam 12 sesi.

“Pelaksanaan vaksinasi ini dibagi dalam 14 sesi. Dimana satu sesi terdiri dari 140 sampai 150 orang dengan durasi sekitar 30 menit. Peserta menjalani proses vaksinasi mulai dari meja 0 sampai 5. Setiap meja kita terjunkan 12 tim ditambah empat tim meja pengaduan,” kata Drg Titik.

Baca Juga :  Pustakawan Harus Kolaboratif dan Adaptif terhadap Perkembangan Teknologi Informasi

Kepada yang telah divaksin, Drg Titik menegaskan untuk tetap menjalankan 5M. Ia mengatakan jika vaksin bukan segalanya. Sebab menurutnya yang terpenting adalah tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5M.

“Yang terpenting adalah vaksin itu bukan segalanya. Namun vaksin ini salah satu upaya kita agar ada herd immunity. Vaksin melatih sistem imun kita untuk menciptakan protein yang dapat melawan penyakit, yang disebut ‘antibodi’, seperti jika kita terpapar pada suatu penyakit, tetapi perbedaan pentingnya adalah bahwa vaksin bekerja tanpa membuat kita sakit. Orang yang telah diimunisasi terlindung dari penyakit yang bersangkutan dan tidak dapat menyebarkannya, sehingga memutus rantai penularan COVID-19, “
terang Drg Titik.