close

Keluarga Tangguh untuk Lindungi Lansia dari Ancaman Covid-19

Sidang Terbuka Upacara Pengukuhan Guru Besar (GB) Universitas Indonesia (UI) yang berasal dari Fakultas Farmasi (FF), Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan Fakultas Teknik (FT), dipimpin Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D, diselenggarakan Sabtu, 27 Maret 2021. Pengukuhan yang dilaksanakan secara virtual tersebut antara lain dihadiri Dr. H. Edy Wuryanto, S.Kp., M.Kep. (Anggota DPR RI Komisi IX), Dr. Fatmah, S.K.M., M.Sc. (Ketua Center of Ageing Studies UI), Majelis Wali Amanah, Dewan Guru Besar, Senat Akademik, Sekretaris Universitas, para wakil rektor, dan 330 orang yang hadir pada kesempatan tersebut. Acara tersebut disiarkan juga melalui UIteve dan kanal Youtube UI dengan 1.200 views.

Salah seorang guru besar tetap yang dikukuhkan adalah Prof. Junaiti Sahar, S.Kp., M. App. Sc., Ph.D. sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI. Prof. Junaiti menyampaikan pidato berjudul “Peran Perawat Komunitas dalam Meningkatkan Ketahanan Keluarga dengan Lansia di Era Adaptasi Kebiasaan Baru”. Selama ini, Prof. Junaiti dikenal sebagai pakar bidang keperawatan gerontik dan aktif dalam kepengurusan organisasi sebagai Ketua Kolegium Keperawatan Gerontik Indonesia (2017-2020) dan sebagai Sekretaris Majelis Kolegium Keperawatan Indonesia (2017-2020).

Baca Juga :  Usulkan Bisnis Inovatif, Tim ITS Memenangkan ISFEST 2023

Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Junaiti Sahar memaparkan bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada fisik, psikologis, sosial, ekonomi keluarga termasuk lansia. Lansia termasuk populasi rentan tertular Covid-19 akibat terjadinya penurunan fungsi organ termasuk jumlah sel T dan penurunan psikososial sejalan bertambahnya usia, sehingga berdampak pada penurunan daya tahan tubuh. Kondisi ini yang menimbulkan satu atau lebih terjadinya penyakit kronis seperti hipertensi, Diabetes Melitus, gangguan pernafasan, dan lain-lain.

Kondisi ini yang memperburuk apabila lansia terpapar Covid-19 sehingga lebih sulit untuk ditangani bahkan bisa berkontribusi terhadap terjadinya kematian. “Upaya tenaga kesehatan termasuk perawat komunitas membangun ketangguhan keluarga menjadi sangat penting dilakukan, melalui berbagai peran perawat komunitas sebagai provider, edukator, fasilitator, penemu kasus, kordinator, leader/manajer serta peneliti,” kata Prof. Junaiti.

Baca Juga :  Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19: Satuan Pendidikan di Zona Kuning, Oranye dan Merah Dilarang Melakukan Pembelajaran Tatap Muka

Pada pidato yang disampaikan, Prof. Junaiti fokus terhadap peran provider atau pemberi asuhan keperawatan. Perawat komunitas (biasa disebut Perkesmas) melalui serangkaian intervensi keperawatan yang dilakukan saat kunjungan rumah dengan melakukan asuhan keperawatan, diharapkan dapat mempersiapkan keluarga yang memiliki lansia meningkatkan ketangguhan keluarga dalam menghadapi situasi berisiko. Mereka juga dipersiapkan dalam memasuki era adaptasi kebiasaan baru.

Prof. Junaiti mengungkapkan bahwa, “Keberhasilan mengatasi berbagai masalah yang dialami anggota keluarga pada era adaptasi kebiasaan baru memungkinkan mereka berkembang dengan kehangatan, dukungan, dan kohesi, sehingga mampu bertahan secara sehat dan tetap produktif menjadikan keluarga tangguh.”

Pada kesempatan tersebut, Prof. Junaiti antara lain mengusulkan kepada Menteri Kesehatan Republik Indonesia untuk dapat meningkatkan kualifikasi dan jumlah perawat, sehingga kegiatan asuhan di luar gedung puskesmas dapat dilakukan optimal. Ia menyakini hal ini merupakan solusi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.