close

Fokus Tri Dharma Perguruan Tinggi Menuju Center of Excellence

Surabaya – Peran perguruan tinggi selalu terkoneksi dengan triangle academic yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Dalam hal ini, pendidikan yang berkolaborasi dengan penelitian, lalu menuju kepada pengabdian atau entrepreneurship (kewirausahaan). Entrepreneur harus dimaknai sebagai suatu eksploitasi pengetahuan dari pendidikan dan hasil penelitian.

“Setiap perguruan tinggi dituntut untuk menetapkan diferensiasi misi, yang mana terfokus dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk menuju center of excellence. Hal tersebut dilakukan agar diferensiasi misi tersebut akan terdistribusi kepada setiap fakultas, program studi, dan para dosen,” ujar Direktur Sumber Daya Ditjen Dikti, Sofwan Effendi pada Webinar Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Lokal Berbasis TTG Kampus Bela Negara Untuk Indonesia, yang diselenggarakan oleh Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPNV) Jawa Timur, pada Rabu (25/11).

Lebih lanjut, Sofwan menyampaikan bahwa terdapat pergantian peran antara dosen dan mahasiswa. Dapat diibaratkan seperti dosen yang selama ini duduk di kursi pilot dan mahasiswa duduk di kursi penumpang, namun saat ini akan berganti menjadi sejajar. Dari perumpamaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dosen dan mahasiswa masing-masing harus memiliki inisiatif untuk memajukan dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, serta memanfaatkan filsafat kebijakan yang sudah diatur dalam kebijakan Kampus Merdeka.

Baca Juga :  Mahasiswa ITS Gagas Hydrotek, Solusi Emisi Gas di Indonesia

“Sinergi antara dosen dan mahasiswa pada akhirnya harus menopang kebijakan kampus dalam menentukan misi diferensiasi perguruan tinggi. Dapat dikatakan bahwa Indonesia masuk pada era fleksibilitas peran antara mahasiswa dan dosen,” ungkapnya.

Berdasarkan hal tersebut, fleksibilitas mahasiswa dapat terwujud dalam menentukan arah pendidikan bagi dirinya sendiri, dengan didorong oleh dosen dan disetujui oleh kampus. Sehingga kebijakan fleksibilitas untuk mengambil peran dua semester di luar kampus, harus diapresiasi sebagai bentuk kreasi para mahasiswa.

Senada dengan Sofwan, Rektor UPN Veteran Jawa Timur (UPNVJT), Akhmad menyampaikan UPNVJT juga memiliki fokus yang sama terhadap penelitian dan entrepreneurship. Menurutnya, UPNVJT memfokuskan diri pada dua indikator yang ada dalam delapan Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu menciptakan lulusan yang berpenghasilan layak maupun dapat berwirausaha dan memfasilitasi mahasiswa untuk belajar di luar kampusnya.

Baca Juga :  Pembelajaran Daring: "Menghidupkan Flipped Learning menjadi Lebih Hidup

“Dalam hal ini, UPNVJT telah menghasilkan luaran riset yang baik, untuk desain industri saja sudah ada 100 luaran riset yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa,” ucapnya.

Akhmad mengaku saat ini terdapat 127 calon startup milik mahasiswa UPNVJT yang akan mengikuti inkubasi bisnis dimana 37 diantaranya sudah berhasil mengembangkan bisnisnya bahkan telah melakukan ekspor. Sementara di tahun 2021 mendatang, UPNVJT akan menjaring 1.000 startup milik mahasiswa melalui mata kuliah kewirausahaan dengan target 20% dari startup tersebut dapat meneruskan legalitas bisnisnya.

Di sisi lain, Akhmad mengungkapkan UPVNJT telah menetapkan 47 mata kuliah yang bisa dipilih oleh mahasiswa terkait kebijakan yang membebaskan mahasiswa belajar di luar program studinya. Sedangkan untuk kebebasan mahasiswa belajar di luar perguruan tingginya, terdapat 182 mahasiswa yang berminat mengikuti program ini untuk tujuan 19 PTN yang ada di Indonesia.
(YH/DZI/FH/DH/NH/MFS/VAL/YJ/ITR)

Humas Ditjen Dikti
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan