close

Menelisik KKN Tematik Kolaboratif Internasional Mahasiswa Indonesia di Timor Leste

Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dan Universidade Dili (Undil) merupakan dua universitas besar yang memegang peranan besar dalam dunia pendidikan di wilayahnya masing-masing. Keduanya telah berkolaborasi dalam berbagai program dengan hasil yang mengagumkan. Salah satu program kerja sama antara Undana dan Undil adalah Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Kolaboratif Internasional. Selain Undana, ada 6 (enam) universitas lain di Indonesia yang terlibat dalam program ini, yaitu Universitas Jember, UPN Veteran Jawa Timur,  UPN “Veteran” Jakarta, Universitas Islam Jember, Universitas Dokter Subandi Jember, STIA Pembangunan Jember. Mahasiswa kedua negara ini berkesempatan menyalurkan kemampuan berpikir kritis mereka untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui pembangunan desa baik dalam bidang kesehatan, pertanian, pemberdayaan masyarakat dan pariwisata.

Lantas, seperti apa kegiatan KKN-T Kolaboratif yang dilakukan Undana berkolaborasi dengan 7 universitas di Indonesia dan Timor Leste yang dilaksanakan tanggal 4-25 Agustus? Lalu, bagaimana kontribusi mereka dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat?

Mr. Rico, manager Dili Vanilli sedang menjelaskan proses pengeringan vanili sebelum di ekstrak dan dijadikan campuran kopi

Fokus Penanganan Stunting

Minggu, 4 Agustus 2024, seluruh mahasiswa peserta KKNT Kolaboratif Internasional diberangkatkan dari Kupang menuju Dili, Timor Leste. Undana sendiri memilih 39 orang mahasiswa untuk mengikuti program KKNT Kolaborasi antar dua negara ini. Mahasiswa-mahasiswa ini berasal dari beberapa fakultas yang beragam sepertiFakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan (FPKP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Hukum (FH).  Tema yang diusung pada Program KKNT kali ini adalah Pencegahan Stunting. Alasan kuat tema ini diangkat karena Timor Leste, sebagai negara dengan angka kejadian stunting terbanyak pertama di dunia.Dengan latar belakang fokus ilmu berbeda ini diharapkan, mahasiswa dapat bekerja sama dan berkolaborasi dalam menangani masalah stunting dengan program kerjanya masing-masing. Sebelum diberangkatkan ke Timor Leste, para mahasiswa dibekali dengan beberapa hal penting meliputi kondisi geografis wilayah Distrik Aileu sebagai wilayah kerja, Dasar Penyusunan Program Kerja, Penilaian, Output yang ditargetkan dan lain-lain.

Pada 5 Agustus, mahasiswa pun tiba di Distrik Aileu. Mereka diterima oleh jajaran pemerintah setempat. Dalam sambutannya, Presiden Munisipa Distrik Aileu, Bapak Jose Ramos Horta, merasa senang atas kedatangan mahasiswa dari tujuh universitas berbeda di Indonesa, karena ingin berkolaborasi dengan Universidade Dili dalam membangun beberapa Desa di Distrik Aileu. Hadir beberapa tokoh penting seperti Rektor Universidade Dili, Dr Jose Agostinho da Costa Belo Pereira, Kepala Kepolisian Distrik Aileu, Martinho Da Cunha. Jajaran pemerintah setempat turut menjamin keamanan dan kelancaran program kerja kolaborasi dari mahasiswa kedua negara.

Analisis Potensi Seloi Malere

Pada hari pertama di Distrik Aileu, mahasiswa 7 universitas itu dipandu oleh Kepala Desa Suku Seloi Malere, António Dos Santos Loco, mengunjungi beberapa instansi pemerintahan, seperti Kantor PLN, Koperasi, dan Kantor Desa Malere. Melalui kunjungan ini, para mahasiswa ikut menganalisis latar belakang dan potensi wilayah Distrik Aileu dengan observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa tokoh penting. Para mahasiswa juga berkesempatan mengunjungi salah satu tempat pariwisata Suku Malere yaitu Rai Mutin (Tanah Putih). Rai Mutin merupakan tempat wisata yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pembuatan batu bata dan cat organik. Uniknya, Rai Mutin juga dipandang sebagai tempat pamali (keramat) oleh masyarakat yang harus dijaga kelestariannya karena menyimpan sejarah tersendiri.

Foto bersama mahasiswa KKNT dengan ketua adat di Suku Liurai

Ditemani kepala desa Distrik Aileu, mahasiswa dari Indonesia mengunjungi tempat perkebunan kopi yaitu “Dili Vanili”. Mereka dipandu oleh Frederico De Jesus Mesquita, manager tempat tersebut. Mahasiswa mendapat penjelasan terkait proses tanam, panen, hingga menghasilkan produk kopi, sampai kepada pemasarannya ke luar negeri. “Harga pasar ditentukan oleh negara Madagaskar, andaikata mereka menjual dengan harga seratus dolar, maka kita harus menjual dengan harga dibawanya; atau kita menunggu persediaan negara Madagaskar telah selesai dijual,” ucap manajer yang sering disapa Rico itu. Potensi pertanian di desa itu sangat menjanjikan, tak hanya kopi yang menjadi komoditas utama, perkebunan tersebut juga membudidayakan rempah seperti kayu manis, vanili dan masih banyak yang lain. Daya tarik lain dari Dili Vanili adalah coffee shop, camp site, guest house, cafe, serta pemancingan yang membuat pengunjung semakin betah berlama-lama di tempat tersebut. 

Peternakan Distrik Aileu juga terbilang cukup maju. Hal ini dibuktikan dengan hasil ternak yang berkualitas diantaranya ternak unggas seperti ayam dan bebek, ada pula ikan lele, mujair, mas dan gabus serta sapi dan babi. Bapak Gonzalo sebagai salah satu pemilik peternakan besar di Dusun Hularema, Aileu, pada kesempatan itu menunjukkan langsung peternakan yang dimilikinya. Peternakan milik Bapak Gonzalo diprediksi dapat menghasilkan ribuan dollar dalam kurun waktu enam bulan. Di sela-sela kunjungan, beberapa mahasiswa turut memberikan saran agar pupuk organik hasil peternakan ditampung di sebuah bak yang sekelilingnya ditanami beberapa tanaman, pembuatan tempat penampungan hasil kotoran sapi sebagai bahan biogas, penyesuaian kolam dengan jenis ikan yang dibudidayakan, teknik membangun fasilitas (spot pemancingan, harga, teknik promosi) dan penggalian mata air. Bapak Gonzalo pun mengaku tertarik dengan saran-saran dari mahasiswa, dimana ia meminta beberapa pedoman tentang budidaya perikanan maupun peternakan yang dapat ia gunakan mengingat keberadaan para mahasiswa yang cukup singkat di Aileu.

***

Tidak jauh dari asrama tempat mahasiswa Indonesia tinggal, terdapat sebuah Green House milik Bapak Yustinus yang adalah seorang disabilitas.  Keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang baginya untuk berwirausaha di bidang pertanian. Bersama tiga orang temannya, Yustinus membuka lahan pertanian yang ditanami berbagai jenis sayuran berupa sawi pahit, selada, kol, brokoli, serta berbagai jenis sayur  sesuai kebutuhan pasar. Pupuk yang digunakan untuk pertanian pun merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari campuran tanah hitam atau humus, kotoran ternak, serta dedaunan kering. Begitu pula dengan cairan pembasmi hama yang dibuat sendiri dari hasil campuran air pohon riti (sebutan masyarakat setempat) yang didapatkan di gunung.

Baca Juga :  Lewat Ecoprint, Abmas ITS Kembangkan Produk Kerajinan Pesantren

“Penghasilan yang didapatkan untuk sekali panen beragam, paling rendah itu lima puluh dolar, sedangkan paling tinggi dua ratus dolar; paling sering di kisaran seratus lima puluh dolar,” tutur Bapak Yustinus sembari mengajak mahasiswi meninjau langsung Green house. Sejumlah masalah yang dihadapi Bapak Yustinus ketika menggeluti usahanya tersebut, yaitu berupa hewan peliharaan yang sering kali masuk ke dalam Green House dan merusak sayuran miliknya dan sulitnya akses mendapatkan air bersih karena jaraknya lumayan jauh. Ia juga mengeluhkan masalah listrik yang sering padam sehingga menyebabkan pompa air miliknya tidak dapat bekerja.

Mahasiswa Petakan Program di Berbagai Bidang

Desa Seloi Malere memiliki enam dusun yang tersebar di seluruh wilayahnya. Dusun-dusun tersebut antara lain Dusun Hularema, Dusun Kotabauru, Dusun Kabasfatin, Dusun Maurusa, Dusun Malere dan Dusun Tartihi. Untuk menjawab kebutuhan setiap dusun, para mahasiswa dibagi ke dalam enam kelompok besar dan bertanggungjawab terhadap dusun masing-masing. Tiap kelompok wajib melakukan kolaborasi dengan mahasiswa Universidade Dili.

Setelah meninjau beberapa sektor penting di Desa Seloi Malere seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan pariwisata, para mahasiswa mulai fokus dengan program kerja yang akan dilakukan. Hasil kunjungan beberapa hari sebelumnya turut memberikan kontribusi sebagai dasar analisis situasi untuk penyusunan program kerja. Setelah berembuk dan melakukan beberapa kali rapat, para mahasiswa sepakat untuk mencanangkan tiga program besar untuk dikerjakan. Program tersebut yaitu Pencegahan stunting melalui penyuluhan dan demonstrasi pengolahan makanan yang baik dan benar agar tidak menghilangkan zat gizi yang ada, pemberdayaan di bidang perkebunan – ditinjau dari potensi masyarakat yang sebagian besar membudidayakan perkebunan kopi dan sayur sayuran, dan promosi pariwisata di dusun masing-masing. Program pencegahan stunting menjadi program inti dari kegiatan KKNT tahun ini dengan berdasar pada data bahwa Desa Seloi Malere merupakan desa dengan persentase penduduk keempat terbesar yang turut menyumbang angka peningkatan kejadian stunting tiap tahunnya pada Negara Timor Leste.

Edukasi Ubah Pola Hidup Masyarakat

Mahasiswa mulai memberikan edukasi kepada masyarakat, mulai dari penyebab, dampak, dan langkah pencegahan stunting. Program edukasi diberikan dengan harapan dapat mengubah pola pikir dan pola hidup masyarakat yang salah akibat kurangnya pengetahuan yang dapat mengakibatkan stunting pada anak di kemudian hari. Sasaran yang dipilih untuk menjadi fokus utama program adalah masyarakat masing-masing dusun meliputi para ibu, terutama ibu hamil, menyusui, atau yang memiliki bayi dan balita, dan bapak-bapak sebagai peran pendukung. Untuk mengukur dan mengetahui peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi, mahasiswa menyiapkan beberapa instrumen seperti soal pretest dan posttest, lembar observasi, pertanyaan lisan, diskusi terbuka dan sesi tanya jawab setelah penyuluhan dilakukan. Hasilnya, rata-rata responden di beberapa dusun mengalami peningkatan pengetahuan sebesar 75%. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan yang dilakukan memberikan dampak yang besar terhadap pengetahuan responden. Hasil observasi terkait antusiasme responden pun menuai hasil memuaskan dengan banyak responden yang bertanya, memberikan saran, memberikan pertanyaan berkelanjutan dan mengangkat contoh kasus berdasarkan pengalaman masing-masing.

Foto bersama mahasiswa KKN-T Kolaboratif Internasional dengan Bapak Gonzalo selaku pemilik Geroso Guest House

Teknik edukasi yang digunakan adalah menggunakan metode ceramah dengan bantuan media poster dalam Bahasa Tetun. Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Undana melakukan kolaborasi dengan mahasiswa Program Studi Hukum dan Kesehatan Masyarakat (Saude public) sebagai penerjemah saat penyampaian materi agar dapat dipahami oleh sasaran. Teknik ini dapat dikatakan berhasil karena masyarakat turut meresponS materi dengan mengangkat contoh kasus berdasarkan pengalaman masing-masing.

Setelah memberikan penyuluhan, dilanjutkan dengan mencontohkan (demonstrasi) cara pengolahan makanan yang baik dan benar agar tidak menghilangkan zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan tersebut. Dalam melakukan demonstrasi masak, mahasiswa Indonesia dibantu oleh mahasiswa Undil sehingga proses demonstrasi berjalan dengan lancar. Masyarakat juga difasilitasi dengan resep masakan berbahasa Tetun, yang lebih mudah dipahami. Masyarakat khususnya para Ibu mengapresiasi hasil masakan yang dibuat oleh mahasiswa Indonesia dan Undil. Hal yang diapresiasi berkaitan dengan rasa, kemudahan memasak, bahan makanan yang mudah diperoleh dan cara penyampaian yang begitu ramah dari mahasiswa.

Dalam melaksanakan program pencegahan stunting melalui edukasi dan demonstrasi pengolahan makanan yang baik dan benar, mahasiswa turut melakukan pemeriksaan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai wujud nyata kepedulian mahasiswa tentang faktor-faktor penting pada tubuh yang ikut berkontribusi dalam meningkatkan risiko kejadian stunting. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan kadar gula darah, pemantauan tinggi dan berat badan serta konsultasi kesehatan (pola makan, istirahat dan olahraga teratur). Pemeriksaan dilakukan oleh mahasiswa jurusan keperawatan dan kebidanan dari Universitas Dr Soebandi Jember, dengan didampingi oleh mahasiswa Universitas Nusa Cendana dan Universidade Dili.

Promosi Wisata

Program kerja mahasiswa KKNT Internasional yang kedua adalah mempromosikan tempat wisata lokal Desa Seloi Malere, Distrik Aileu. Tujuannya adalah agar dunia dapat mengenal lebih dalam mengenai keindahan dan surga tersembunyi di Dusun Seloi Malere yang belum tergubris media. Dalam melakukan kegiatan promosi pariwisata lokal melalui media online, mahasiswa melibatkan beberapa tokoh penting setempat sebagai pemandu dan pemberi informasi. 

Tempat wisata pertama yang menarik untuk dikunjungi adalah Suco Liurae yang merupakan tempat paling bersejarah di Distrik Aileu. Konon, di suco Liurae, Distric Aileu, tumbuh sebuah pohon yang kayu batangnya berbentuk huruf A yang menjadi cikal bakal nama Aileu dan dikenal hingga kini. Tempat dimana kayu A pernah berdiri kini menjadi situs sejarah yang sangat penting. Setiap jengkal tanahnya menyimpan cerita tentang kebesaran kerajaan masa lalu, tentang perjuangan dan keteguhan hati masyarakat Aileu.

***

Tempat berikutnya yang tidak kalah indahnya adalah Rai Mutin. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada saat kunjungan pertama ke Rai Mutin, para mahasiswa berinisiatif mempromosikan Rai Mutin sebagai salah satu spot wisata menarik Distrik Aileu. “Rai Mutin,” yang dalam bahasa Indonesia berarti tanah putih, terletak di Dusun Kabasfatin, Distrik Aileu, Timor Leste. 

Baca Juga :  Gagas Rumah Sakit Kontainer, Tim Mahasiswa ITS Sabet Emas

Rai Mutin menjadi sebuah permata tersembunyi yang menyimpan pesona alam luar biasa. Salah satu daya tarik utamanya adalah Rai Mutin menawarkan pemandangan alam yang spektakuler dengan lanskap perbukitan putih yang unik, memancarkan keindahan yang belum banyak diketahui wisatawan. Tempat ini memberikan pengalaman visual yang luar biasa, membuatnya sangat ideal untuk dijadikan destinasi wisata. Namun, keindahan Rai Mutin dan pemandangan alam Kabasfatin ini belum sepenuhnya digarap dan dipromosikan. Salah satu kendala yang dihadapi adalah kurangnya infrastruktur penunjang, seperti akses jalan yang masih terbatas dan fasilitas umum yang belum memadai. Selain itu, ada ketidakpastian mengenai masa depan Rai Mutin, di mana pemerintah setempat dikabarkan berencana mengubah kawasan ini menjadi industri cat. Meskipun demikian, banyak warga setempat yang lebih mendukung pengembangan Rai Mutin sebagai destinasi wisata, karena mereka melihat potensi besar untuk menarik wisatawan dan meningkatkan pendapatan melalui tiket masuk. 

Wisata perairan Desa Seloi Malere juga tidak kalah menawan dengan spot pariwisata lainnya. Salah satunya adalah Danau Seloi Craic. Danau Seloi Craic, terletak di Distrik Aileu, Timor Leste, merupakan destinasi wisata alam yang menawarkan keindahan menawan dengan potensi yang masih belum sepenuhnya dikenal. Dikelilingi oleh dataran tinggi yang membentang luas, danau ini menyajikan suasana yang tenang dan damai, cocok untuk melarikan diri dari kesibukan sehari-hari. Namun, Danau Seloi Craic belum banyak dikenal oleh wisatawan, baik lokal maupun internasional, karena kurangnya promosi efektif dan infrastruktur pendukung yang masih terbatas. Hal ini mendorong para mahasiswa untuk mempromosikan Danau Seloi Craic melalui berbagai media online. Promosi dilakukan dengan membuat video dokumenter dan vlog-vlog di beberapa platform seperti Instagram, Facebook, Youtube dan Tiktok.

Kolaborasi antara delapan universitas yang dilaksanakan kurang lebih selama 3 minggu berjalan sangat lancar. Universitas dari dua negara tersebut melakukan kerjasama di berbagai bidang, baik dalam pertanian, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, maupun kerohanian. Kolaborasi ini nyata dalam beberapa kegiatan ekstra yang dilakukan kedelapan universitas seperti Pertandingan Futsal persahabatan dan Doa bersama. Beberapa mahasiswa yang sempat diwawancarai menuturkan memiliki harapan besar untuk dapat bekerjasama lagi pada kesempatan berikutnya.

Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan gratis sebagai bentuk pengabdian kepada Masyarakat

***

Hari Kamis, 22 Agustus 2024 merupakan hari terakhir mahasiswa dari Indonesia berada di distrik Aileu-Dili. Mahasiswa Indonesia  bersama mahasiswa Universidade Dili menghadiri acara penutupan kegiatan pelayanan masyarakat yaitu KKNT Kolaborasi yang telah dilaksanakan selama kurang lebih 3 minggu. Bertempat di Gedung Veteran Distrik Aileu, salah satu fokus acaranya adalah seluruh kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa Indonesia bagi masyarakat Distrik Aileu selama berada disana. Tidak hanya presentasi program kerja dari mahasiswa Indonesia saja, para mahasiswa Universitas Dili juga mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan program kerja mereka dari beberapa fakultas kepada tamu-tamu penting yang hadir.

Acara dimulai pukul 13:00 waktu Timor Leste dan  dibuka dengan sambutan dari MC dari mahasiswa Indonesia yaitu Pandu Wirayudha. Pemandu acara juga memberikan kesempatan kepada beberapa tamu penting yang hadir untuk memberikan kata sambutan; beberapa diantaranya ada kata sambutan dari Rektor Universitas Dili, Bapak Dr. Jose Agostinho da Costa belo Pereira; selanjutnya sambutan beberapa tokoh penting seperti Perdana  Menteri Timor Leste, Menteri Pendidikan Timor Leste, Bapak Dr. Jose Honorio da Costa Pereira Jeronimo; Kepala Distrik Aileu, Bapak Jose Ramos Horta. Colies Efendi, sebagai perwakilan dari mahasiswa Indonesia turut menyampaikan gambaran umum terkait seluruh rangkaian kegiatan yang telah terlaksana pada kegiatan KKNT. Setelah itu, terdapat pemutaran video dokumenter sebagai salah satu bukti dari pengabdian yang telah dilakukan mahasiswa dari Indonesia di Aileu, dilanjutkan dengan penyerahan output berupa buku pada masyarakat Aileu oleh perwakilan mahasiswa Indonesia, Felixa Yuki Levinda sebagai koordinator mahasiswa Universitas Nusa Cendana.

Buku berjudul “Seloi Malere, Tumbuh dan Terpukau: KKNT Kolaboratif Internasional Timor Leste 2024”. Buku tersebut berisi potensi wisata yang dimiliki distrik Aileu khususnya pada beberapa dusun yang menjadi tempat program kerja mahasiswa KKNT Internasional. Penampilan memukau dari mahasiswa Universidade Dili dengan tarian seni khas Timor Leste juga yang turut menambah keakraban dan kekeluargaan antara Indonesia dan Timor Leste. Acara selanjutnya yaitu penandatanganan akta penarikan mahasiswa Indonesia diikuti dengan acara pengalungan selendang kepada perwakilan mahasiswa Indonesia, sebagai simbol bahwa tugas pengabdian kepada masyarakat distrik Aileu telah selesai.

Buku

Hasil KKNT Kolaborasi Internasional

Di sela-sela makan siang,  perwakilan dari mahasiswa Indonesia serta perwakilan dari berbagai Fakultas Universitas Dili memaparkan hasil dari pelayanan kepada masyarakat yang telah mereka kerjakan. Beberapa output inti dari Program KKNT Kolaborasi Internasional berupa buku berisi tempat-tempat wisata menarik Desa Seloi Malere, Distrik Aileu; Promosi Potensi alam melalui media online; Peningkatan Pengetahuan Masyarakat sebesar lebih dari 75% mengenai Pencegahan Stunting; serta Pemberdayaan Masyarakat di Sektor Pertanian. Dengan diadakannya program KKN Tematik Kolaborasi Internasional ini, diharapkan membawa manfaat baik bagi Universitas Nusa Cendana dan tujuh Universitas lainnya maupun bagi masyarakat Desa Seloi Malere, Distrik Aileu.

Program ini tidak hanya merupakan bentuk kolaborasi antar delapan universitas, namun merupakan kerjasama antara dua negara yang berfokus pada bidang kesehatan masyarakat, khususnya pada isu stunting yang menjadi salah satu masalah utama di kedua negara. Program kerja yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagai acuan bagi pemerintah setempat sebagai tinjauan dalam menyusun rencana pembangunan dan pemberdayaan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan dan potensi daerah setempat. Dengan demikian, hubungan antara kedua negara melalui sektor pendidikan dapat lebih dipererat dengan berbagai program seperti KKN Tematik Kolaborasi Internasional.  


Foto bersama setelah penyerahan cenderamata dan output buku hasil KKNT Kolaboratif Internasional Indonesia dan Timor Leste