close

Cegah Stunting dan Cacat Sejak Dini, Puluhan Catin Ikuti Pembekalan Kesehatan Alat Reproduksi

Ketua Tim Keris Lakon Universitas Jember, dr. Ulfa Elfiah, M.Kes., Sp.BP-RE., Subsp. L.B.L.(K).,

“Diit Anemi ini biasanya dilakukan ibu-ibu muda agar tubuhnya tetap terlihat bagus, namun diit ini tidak menjamin ketersedian zat besi yang cukup bagi tubuh selama absorpsi zat besi dipengaruhi oleh bahan penghambat (inhibitor) dan pemacu (promoter) yang ada di dalam makanan. Zat besi ini terdapat di dalam kandungan Air Susu Ibu (ASI) dan hanya mencukupi kebutuhan akan zat besi sampai umur 6 bulan serta cadangan besi tubuh mulai menurun sejak umur 5 – 6 bulan, maka kebutuhan pada umur selanjutnya harus dipenuhi dari makanan,”

Jember, 14 Juni 2024 – Pasca Hari Raya Idul Adha biasanya masyarakat pada umumnya, mempercayai sebagai hari baik untuk melangsungkan pernikahan. Hal ini menjadi daya tarik para peneliti di Universitas Jember yang terbentuk dalam Tim Keris Lakon (Kelompok Riset Kelahiran Kontingental atau Cacat Bawaan) untuk melakukan riset dan memberikan edukasi kepada puluhan Calon Pengantin (Catin) di Desa Rambipuji Kabupaten Jember, bagaimana menjaga kesehatan reproduksi dan bijaksana memilih makanan bergizi.

Ketua Tim Keris Lakon Universitas Jember, dr. Ulfa Elfiah, M.Kes., Sp.BP-RE., Subsp. L.B.L.(K)., mengatakan, pola hidup dalam menentukan sumber makanan yang bergizi merupakan langkah yang baik dalam upaya mencegah terjadinya stunting dan cacat pada anak. sehingga diharapkan ke depan dapat melahirkan generasi yangg sehat dan kuat.

Baca Juga :  Adaptasi dan Adopsi Teknologi di FKUI dalam Pembelajaran di Era Pandemi Covid-19

“Kegiatan ini disertai dengan pemeriksaan kesehatan meliputi pengukuran berat badan dan pemeriksaan kadar darah terutama pada calon ibu, sehingga sejak dini bila diketahui adanya anemi dapat segera diatasi. Karena anemi pada kehamilan merupakan salah satu masalah yang dapat menyebabkan gangguan kehamilan bahkan kematian,” kata , dr. Ulfa Elfiah, M.Kes., Sp.BP-RE., Subsp. L.B.L.(K)., Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember ini.

Lalu ia menjelaskan, zat besi yang sangat dibutuhkan manusia, terutama  ibu hamil untuk pertumbuhan pada bayi dalam kandungan dan anak-anak dalam masa pertumbuhan. Kondisi diatas membutuhkan zat besi yang tinggi dan kandungan zat tersebut harus terpenuhi dalam makanan.

“Diit Anemi ini biasanya dilakukan ibu-ibu muda agar tubuhnya tetap terlihat bagus, namun diit ini tidak menjamin ketersedian zat besi yang cukup bagi tubuh selama absorpsi zat besi dipengaruhi oleh bahan penghambat (inhibitor) dan pemacu (promoter) yang ada di dalam makanan. Zat besi ini terdapat di dalam kandungan Air Susu Ibu (ASI) dan hanya mencukupi kebutuhan akan zat besi sampai umur 6 bulan serta cadangan besi tubuh mulai menurun sejak umur 5 – 6 bulan, maka kebutuhan pada umur selanjutnya harus dipenuhi dari makanan,” ulasnya.

Baca Juga :  Penggembala Kambing Yang Jadi Profesor

Lebih lanjut ia menambahkan, pemahaman tentang faktor resiko kekurangan gizi pada ibu akan berdampak pada tumbuh kembang balita, terlebih jika masih berada dalam kendungan sang ibu, “oleh karenanya kami berkomitmen untuk mencegah untuk memberikan pemahaman kepada para pengantin baru ini, jika telah merencanakan untuk memiliki momongan,” imbuhnya.

Sementara itu, Dwi Dyah Setyorini, Kepala Desa Rambipuji, mengatakan, pada kegiatan ini diikuti oleh 26 pasangan Calon Pengantin (CATIN) dengan rentan usia antara 22 sampai 35 tahun yang dihimpun dari Kantor Urusan Agama (KUA) Desa Rambipuji untuk diberikan pengarahan tentang Kesehatan.

“Kami menyambut baik kegiatan ini, menurut kami kegiatan ini satu-satunya kegiatan di Kabupaten Jember, antara Pemerintah Desa Rambipuji, Kantor Urusan Agama dan Tenaga Kesehatan dapat berkolaborasi memberikan pengarahan Pra Nikah kepada para calon pengantin yang ada di desa kami,” katanya.

Ia berharap, kegiatan ini dapat memberikan efek positif kedepan, khususnya masyarakat Desa Rambipuji dalam menekan angka kematian ibu hamil dan angka stunting di Kabupaten Jember. (is)